Kanker rahim merupakan kanker nomor 15 yang paling umum di kalangan wanita di seluruh dunia. Kanker rahim terjadi ketika sel-sel yang membungkus rahim terus bertumbuh di luar batas kewajaran. Memang betul bila kanker ini lebih sering terdeteksi pada wanita yang sudah menopause, tapi bukan berarti kaum muda terlepas dari bayang-bayangnya.
Sebagaimana jenis kanker lainnya, deteksi dini membawa harapan besar bagi kesembuhan pasien. Oleh karena itu, ada baiknya Anda memahami dasar-dasar kanker ini guna mengambil tindakan lanjutan yang berujung pada hasil terbaik.
Kanker rahim adalah kondisi di mana sel-sel abnormal didalam rahim tumbuh secara tidak terkendali, yang dapat merusak sel-sel sehat di sekitarnya.
Kanker rahim terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Sekitar 95% dari semua kasus kanker rahim adalah kanker endometrium, sehingga artikel ini akan lebih fokus membahas Kanker Endometrium.
Saat sel-sel kanker endometrium terbentuk, keluhan-keluhan tertentu lazim mengikuti. Jadi, segera konsultasikan dengan dokter apabila Anda mengkhawatirkan lebih dari satu gejala di bawah ini:
Akan tetapi, beberapa gejala seperti nyeri panggul atau perdarahan tidak normal bisa mirip dengan gejala pada kista ovarium. Ini sebabnya, penting untuk melakukan pemeriksaan medis menyeluruh.
Apa penyebab utama kanker rahim? Sayangnya, belum ada konsensus mengenai akar penyebab kanker ini. Akan tetapi, ahli medis menyebutkan bahwa terdapat keterkaitan antara kanker tersebut dengan mutasi sel-sel endometrium.
Lebih lanjut lagi, sederet faktor risiko kanker rahim di bawah ini juga turut meningkatkan peluang terjadinya kanker endometrium:
International Federation of Gynecology and Obstetrics (IFGO) menetapkan klasifikasi kanker endometrium ke dalam empat stadium:
Faktanya, mayoritas wanita yang terdiagnosis kanker endometrium (hampir 70%-nya) berhasil menemukan kanker tersebut di stadium awal. Inilah fase kritis yang menentukan keberhasilan pengobatan. Ini menandakan, deteksi dini dan check up kanker ovarium sangat penting.
Sebaliknya, sekitar 20% lainnya baru diketahui ketika kanker sudah menyebar ke organ-organ dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Dan sisanya, sebanyak 10% pasien dinyatakan mengidap kanker stadium lanjut ketika kanker telah meluas ke organ tubuh yang berjarak jauh.
Terdapat dua golongan umum kanker endometrium, yaitu Tipe 1 dan Tipe 2. Perbedaannya ada pada penampakan dan sifatnya.
Tipe 1 adalah tipe yang lebih umum menjangkiti. Pada Tipe 1, pertumbuhan sel-sel kankernya cenderung lambat.
Selain itu, pasien Tipe 1 juga dapat menunjukkan kelainan berupa endometrial intraepithelial neoplasia (EIN). Kelainan ini merujuk pada perubahan-perubahan pra-kanker pada dinding rahim.
Sebaliknya, sel-sel kanker pada Tipe 2 tampak jauh berbeda dari sel-sel normal. Tidak hanya itu, pertumbuhannya pun amat cepat. Kategori kanker ini masih dapat dikelompokkan menjadi sejumlah subtipe lainnya, seperti:
Berkebalikan dari Tipe 1, kanker Tipe 2 lazim dikaitkan dengan serous endometrial intraepithelial carcinoma (SEIC). SEIC cenderung bermetastasis dan sering kali muncul di rahim yang atrofik (ketika endometrium rahim mengalami penipisan dan hilangnya kelenjar endometrium). Di samping itu, SEIC juga erat kaitannya dengan polip rahim.
Bila Anda mengalami perdarahan setelah menopause, USG transvaginal merupakan langkah pertama yang harus Anda ambil untuk memperkirakan apa penyebabnya. Katakanlah hasilnya menunjukkan ketebalan lapisan endometrium Anda < 4 mm. Maka, ada kemungkinan besar Anda tidak butuh biopsi.
Sayangnya, USG transvaginal tidak menutup peluang terjadinya kanker Tipe 2. Jadi, walaupun lapisan endometrium Anda < 4 mm, tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendapatkan hasil yang jelas, apalagi jika perdarahan terus berlanjut.
Selanjutnya, ketika USG mengindikasikan lesi endometrium menyerang miometrium (lapisan otot rahim), maka ada alasan kuat untuk meminta evaluasi tambahan.
Bilamana tes histologis menunjukkan adanya karsinosarkoma serosa, maka pemeriksaan lanjutan biasanya dibutuhkan:
Berbagai jenis pengobatan tersedia bagi pasien kanker endometrium. Berikut ini empat jenis perawatan utama yang diterapkan:
Bagi wanita penderita EIN, histerektomi (operasi pengangkatan rahim) adalah pengobatan yang paling efektif. Bila kanker masih di tahap awal dan harapan hidup penderitanya baik, peluang bertahan hidup selama 5 tahun dapat menembus angka 95% tanpa kembalinya kanker hanya dengan melalui pembedahan.
Namun, histerektomi tidak ideal bagi penderita yang berisiko mengalami kanker ovarium bawaan, misalnya BRCA positif atau sindrom Lynch.
Pada jenis kanker agresif, pengobatan tambahan pasca operasi, seperti radiasi atau kemoterapi, bisa saja diberikan. Harapannya adalah untuk mengurangi risiko pertumbuhan kembali. Terapi penunjang juga bertujuan untuk menghambat perluasan area yang terdampak.
Terapi penunjang yang pertama adalah radiasi. Radiasi bertujuan untuk mematikan sisa sel kanker, sehingga dapat menekan kemunculannya kembali. Ahli medis umumnya menatalaksanakan terapi radiasi sinar eksternal (EBRT) dan brachytherapy.
Sementara itu, kemoterapi lebih dipertimbangkan jika kanker sudah berpindah jauh di luar area awalnya. Terapi kemoterapi standar dapat berupa karboplatin dan paclitaxel. Dokter dapat memberikan radioterapi dan kemoterapi secara bersamaan.
Sementara itu, dokter bisa mempertimbangkan terapi hormon sebagai alternatif selain pembedahan untuk pasien kanker stadium awal yang ingin memiliki keturunan atau tidak bisa mengikuti prosedur bedah. Akan tetapi, risiko kambuhnya cukup tinggi.
Itulah mengapa terapi ini umumnya bersifat sementara hingga masa subur usai. Adapun terapi hormon sendiri terdiri atas pemberian progestin, aromatase inhibitor, dan tamoxifen.
Terakhir, terapi target ditujukan guna mengobati kanker yang kambuh lagi dan disertai kelainan molekuler tertentu. Terapi ini meliputi:
Baca Juga:
Semua wanita wajib proaktif menghadapi kanker endometrium. Jangan tunda kunjungan ke rumah sakit khususnya usai menemukan tanda-tanda tak lazim. Dengan mengenali faktor risiko dan gejala-gejalanya sedari sekarang, peluang untuk memperoleh diagnosis dan pengobatan yang tepat akan semakin besar.
Pemeriksaan rutin merupakan tindakan preventif yang krusial terkait kanker rahim. Untuk menjaga kesehatan Anda, Rumah Sakit Royal Progress menyediakan medical check-up Paket Wanita yang komprehensif. Dapatkan deteksi dini dan monitoring kesehatan reproduksi secara menyeluruh.
Rp. 375.000
Rp. 430.000
Rp. 1.299.000
Rp. 1.699.000
Rp. 4.099.000